CARA
PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA YANG BAIK DAN BENAR
OLEH:
JULI YANTI
PANJAITAN
NIM.
8106142010
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
PENDAHULUAN
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang
atau tempat dilakukannya atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung
yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani.
Pada pembelajaran sain termasuk kimia dan biologi di dalamnya keberadaan
laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains
di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian
sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan
praktikum. Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan. Bentuknya boleh ruang tertutup (kamar) dan boleh
ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran
terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang gelap,
ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca.
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan
laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan
aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab
bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang
terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha
untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di
laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
ISI
Alat laboratorium kimia merupakan benda
yang digunakan dalam kegiatan dilaboratorium kimia yang dapat dipergunakan
berulang – ulang. Contoh alat laboratorium kimia pinset, pembakar spiritus,
thermometer, stopwatch, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong dan mikroskop.
Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat
bantu laboratorium, seperti tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak
Pertolongan Pertama.
Keselamatan di laboratorium akan
terjamin bila penanganan bahan kimia dilakukan dengan berpedoman pada
rambu-rambu yang ada pada etiket kemasan bahan kimia. Aktivitas di laboratorium
yang menggunakan bahan-bahan kimia tentu tidak lepas dari peralatan yang
digunakan sehingga bahaya tidak hanya disebabkan oleh penanganan bahan yang
salah, namun juga dapat terjadi bahaya fisik dari peralatan yang kita gunakan
bila kita tidak berpedoman pada aturan tentang penanganan alat.
A. Macam-Macam Alat Laboratorium IPA
Macam peralatan
laboratorium meliputi :
- Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch, mikrometer sekrup, dsb.
- Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.
Gambar 2. Berbagai alat laboratorium
yang terbuat dari gelas.
- Model, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka, model indera dan organ lainnya.
Gambar 3. Berbagai alat laboratorium yang merupakan
model dimana model ini biasanya
digunankan pada pelajaran biologi.
- Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada katak, bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.
Gambar 4. Berbagai alat laboratorium yang merupakan
bagan dimana bagan ini biasanya digunankan pada pelajaran biologi.
- Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.
Gambar 5. Berbagai alat laboratorium yang berupa rakitan, biasanya
ini digunakan pada laboratorium fisika atau laboratorium tekhnik.
- Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus, mortar dan alu.
Gambar 6. Berbagai alat bantu dalam laboratorium.
Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama
bekerja di laboratorium IPA, seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat
diganti dengan pasir basah dan karung goni basah.
- Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka)
- Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
- Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.
Gambar 7. Berbagai alat
laboratorium yang merupakan perkakas pendukung.
Alat
di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :
1.
Alat
optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus.
2.
Alat
dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3.
Alat
dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
4.
Alat
dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
5.
Alat
dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan
mortar dari porselain.
Gambar 8. Berbagai alat
laboratorium yang dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatnya .
B.
Penataan Alat
Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan
tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan
dalam pemeliharaan
Yang harus diketahui sebelum
melakukan penataan:
·
Mengenali
alat dan fungsinya
·
Mengenali
sifat bahan
·
Kualitas
alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
·
Keperangkatan
·
Nilai/harga
alat
·
Kualitas
alat tersebut dan kelangkaannya
·
Bahan
dasar penyusun alat
·
Bentuk
dan ukuran alat
·
Bobot/berat
alat
C. Cara Menyimpan Alat Laboratorium IPA
Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA
memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.
Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat di
laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya
kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.
Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara
tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Cara menyimpan
alat laboratorium IPA dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot
alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut
aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui
oleh pengguna/praktikan.
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali
alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang
lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah
sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus
dan buku inventaris laboratorium IPA.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yaitu :
1. Bahan dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set
Penataan
dan penyimpanan alat / bahan didasarkan pada :
1.
Keadaan
laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan
alat/bahan.
2.
Kepentingan
pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilannya.
Dasar
dari penyimpanan alat, yaitu :
1. Jenis Alat, misalnya gelas kimia,
corong, cawan petri, lumpang dan alu
2. Jenis bahan pembuat, misalnya kaca,
porselin, logam dan kayu
3. Percobaan, misalnya laju reaksi,
kesetimbangan, dll
4. Seberapa sering alat digunakan
-
Yang sering digunakan misalnya:
gelas kimia
-
Yang jarang digunakan misalnya:
lumpang & alu
Penyimpanan Alat
·
Alat-alat
yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat-
alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah
·
Alat-alat
untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya
·
Alat-alat
yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat
khusus.
·
Alat-alat
untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan atau dapat
dilakukan berdasarkan atas bahan alat
Adapun
perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti :
- Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
- Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
- Menjaga kebersihan alat
- Menyimpan alat
Gambar 9.
Berbagai alat laboratorium yang disimpan pada lemari alat.
Tata letak dan pengaturan perabot
laboratorium IPA
1.
Prinsip
keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas
dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu
disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat
rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2.
Prinsip
Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan
bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3.
Prinsip
Keleluasaan
Penyimpanan
alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci
yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
4.
Prinsip Keindahan
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis
alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
- Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
- Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
- Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu
dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan. Penyimpanan alat
diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci .
Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti
: logam, kaca, porselen, plastik dan karet
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di
atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
- Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
- Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
- Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
- Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
- Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
- Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian
alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat
yang mudah diambil. Alat – alat yang boleh diambil oleh siswa dengan
sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau
di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yang
dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan
tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus
memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan
bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut :
1.
Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam
logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang
tersebut terkena udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis
serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas dapat
menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas
seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan
kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan
keracunan.
2.
Air dan Asam – Basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering
dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat
menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya.
Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut
tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta
kemungkinan terjadinya ledakan.
3.
Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat
memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu
fungsi alat elektronika.
4.
Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan
dan tekanan yang besar. gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
alat / bahan.
5.
Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari
sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat
rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari
tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6.
Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut
sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas
yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan
bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan
kebakaran tersebut.
Langkah
– Langkah Penyimpanan
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat
dan Bahan
2.
Periksa data ulang alat dan bahan
yang ada
3.
Kelompokkan alat dan bahan yang ada
berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan
bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas.
KESIMPULAN
Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa
keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata,
mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan. Pengelolaan
laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas
yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang
ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan
pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan
dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat
dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat
tersebut digunakan, atau jenis percobaan. Alat dan bahan yang ada hendaknya
diletakkan ketempat semula setelah selesai digunakan dan dibersihkan sehingga
tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Avidianto, D. 2010. Cara
Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA. http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahan-laboratorium-ipa-/ (diakses 16 Februari 2011)
Hadi, Langgeng, (2008), Pengelolaan
Lab Bagian 4 (Administrasi Fasilitas Di Laboratorium), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-4-administrasi-fasilitas-di-laboratorium, (diakses tanggal 16 Januari 2011)
Jevuska, (2009), Pengelolaan
Laboratorium Sekolah, http://www.jevuska.com/topic/pengelolaan+laboratorium+sekolah.html, (diakses tanggal 16 Januari 2011)
Kalijaga, Sunan, (2010), Laboratorium
Terpadu UIN. http://integratedlaboratory.uin-suka.ac.id/ (diakses tanggal 16 Januari 2011)
Setiawan, dkk, (2008), Pengelolaan
Laboratorium Biologi SMA, http://www.find-docs.com/pengelolaan-laboratorium-biologi-sma-doc.html ((diakses tanggal 16 Januari 2011)
Sugiarto, Bowo, (2008), Optimalisasi
Pengelolaan Laboratorium IPA SMP, http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-laboratorium.html
(diakses tanggal 16 Januari 2011)
Sutopo, Eko, (2008), Bagaimana
mengelola laboratorium sains di sekolah?« Learning Center Community, http://ekohs.wordpress.com/2008/12/04/ (diakses tanggal 16 Januari 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar