Analisis Bahan Ajar IPA Di SMA Swasta Tunas Baru
Juli Yanti Panjaitan (8106142010)
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran kimia yang dilakukan di SMA
Swasta dan sejauh mana lingkupan materi ajar yang ada di SMA Swasta tersebut.
Penelitian ini
dilakukan di SMA Swasta Tunas Baru Pangkalan Berandan. Sampel dalam penelitian
ini yaitu siswa kelas XI SMA Tunas baru Pangkalan Berandan yang berjumlah 21
orang serta guru kimia yang ada di sekolah tersebut. Data didapat dengan
menggunakan angket dan wawancara yang dikembangkan secara sistematis.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran kimia yang berlangsung di sekolah sampel kurang
kondusif dan banyak mendapat halangan, diantaranya masalah kurangnya sarana dan
guru yang ada. Lingkupan materi yang di ajarkan tidak terlalu luas karena minimnya
buku pegangan yang dipakai serta tidak terlalu dikembangkannya kurikulum yang
ada sesuai potensi daerah di sekolah tersebut.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha yang
terencana dengan cara sistematis yang diberikan oleh pendidik agar anak didik
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan karena pendidikan merupakan wahana unuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang didalamnya terdapat aturan
secara sistematis, terprogram, memiliki sasaran yang jelas serta merupakan
suatu proses kegiatan belajar mengajar. Dalam keseluruhan program pendidikan
sekolah, proses belajar mengajar meerupakan kegiatan inti. Unsur utama yang
sangat berpengaruh dalam proses pencapaian tujuan pendidikan adalah siswa dan
guru.
Proses
pembelajaran merupakan sebuah upaya yang
dilakukan antara guru dan siswa untuk
saling berbagi dan mengolah informasi yang tersedia agar menjadi suatu
pemahaman baru. Tetapi dalam proses pembelajaran juga sering mendapat kendala
ataupun kesulitan-kesulitan yang datangnya dari diri siswa itu sendiri maupun
dari luar diri siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Juli (2010) yang menjelaskan hasil diagnosa kesulitan belajar kimia siswa kelas XI SMA dan Arofah (2009)
yang memaparkan studi tentang proses pembelajaran kimia SMA di kota Medan,
dimana ia menemukan bahwa dalam proses pembelajaran selalu mengalami masalah
baik dari materi/kurikulum, guru, metoda serta sarana yang ada sehingga
mempengaruhi kelulusan yang dihasilkan.
Salah satu
komponen penting dari system pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum
merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan
pendidikan, baik oleh pengelola pendidikan maupun penyelenggara, khususnya oleh
guru dan kepala sekolah (Nurfajriani dkk, 2010). Sampai saat ini, system
pendidikan Indonesia sudah berulang kali menggonta-ganti kurikulum yang ada
hingga sampai yang dipakai saat ini yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Mulyasa,
2007). KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh
sekolah mulai diberlakukan di Indonesia sejak tahun ajaran 2006/2007 dengan
mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk pendidikan dasar
dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta
Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Isi, namun pengembangannya
diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.,
menggantikan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan.
Pelaksanaan KTSP ini menuntut kesiapan
guru untuk membuat inovasi dan kreasi baru dalam mengembangkan kurikulum di
sekolah tersebut dan harus meninggalkan cara lama yang masih terus bergantung
pada petunjuk teknis yang ada. Pengembangan kesesuaian bahan ajar Kimia
terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan,yang terdiri atas: standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga ependidikan, sarana dan prasarana serta pengelolaan pembiayaan
dan penilaian hasil pendidikan.
Dalam mini riset ini, penulis ingin menganalisa dan
memaparkan materi ajar kimia dan pembelajaran kimia Sekolah Menengah Atas (SMA)
dengan berpatokan kepada kurikulum dan silabus serta meninjau permasalahan-permasalahan
pembelajaran di SMA Swasta, dimana kesesuaian bahan ajar ini sangat
mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “ ANALISA BAHAN AJAR IPA DI SMA SWASTA”.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Swasta Tunas Baru Pangkalan Berandan pada tanggal 27 dan 28 bulan Juli 2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa kelas XI SMA Swasta
Tunas Baru Pangkalan Berandan. Sampel dalam penelitian ini diambil langsung
dari jumlah populasi yang ada, hal ini disebabkan karena jumlah populasi yang
sangat kecil yaitu 1 guru kimia dan 21 siswa kelas XI. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif yang dilakukan melalui temuan kualitatif dan kuantitatif.
Data diperoleh melalui angket kepada siswa dan wawancara kepada guru mata
pelajaran kimia serta data-data lain berupa dokumen RPP, silabus dan lain-lain
dikumpulkan dari guru. Semua data yang ada dikumpulkan dan kemudian dianalisa
secara kuantitatif untuk menghitung persentase dan dianalisa kualitatif untuk
melihat kesesuaian bahan ajar IPA dengan kurikulum dan silabus yang digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Wawancara dan Angket
Wawancara
Hasil wawancara yang telah
dilakukan dengan guru kimia dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Implementasi KTSP umumnya telah
dilaksanakan di SMA Swasta Tunas Baru Pangkalan Berandan walaupun masih
menggunakan model silabus SMA BNSP dan belum dikembangkan.
2.
Guru kimia yang mengajar di SMA Swasta
Tunas Baru Pangkalan Berandan hanya satu orang saja, dan guru tersebut yang
mengajar dari kelas satu hingga kelas tiga SMA.
3.
SMA Swasta Tunas Baru Pangkalan Berandan
hanya memiliki satu laboratorium, yang juga merangkap untuk laboratorium yang
lain seperti fisika dan biologi.
4.
Laboratorium yang ada belum lengkap
sehingga para siswa jarang melakukan praktikum, dalam satu semester hanya dapat
melakukan praktikum sebanyak dua kali. Para siswa lebih banyak belajar teori di
dalam kelas.
5.
Setiap siswa memiliki buku pegangan
pribadi yang wajib di beli dari sekolah yaitu buku kimia kelas XI penerbit
Erlangga karangan Michael Purba.
6.
Proses belajar mengajar kebanyakan
berlangsung secara satu arah, dimana guru menjelaskan kemudian memberi
tugas-tugas dan latihan-latihan. Siswa hanya mengerjakan apa yang diberikan
guru tanpa terlalu aktif bertanya.
Angket
Angket yang digunakan terdiri
dari 10 item, berisi pertanyaan seputar factor minat siswa, fasilitas sekolah,
guru dan materi ajar kimia.
Hasil angket yang diperoleh adalah sebagai berikut:
No
|
Indicator
pertanyaan angket
|
%
Siswa
|
Keterangan
|
1
|
Siswa menyukai pelajaran
kimia
|
42.86%
57.14%
|
Tidak suka
Suka
|
2
|
Siswa menganggap pelajaran
kimia sulit
|
33.33%
66.67%
|
Sulit
Mudah
|
3
|
Tanggapan siswa tentang
fasilitas laboratorium yang ada di sekolah
|
80.95%
19.05%
|
Kurang lengkap
Lengkap
|
4
|
Tanggapan siswa terhadap
cara guru dalam menyampaikan materi ajar
|
33.33%
66.67%
|
Kurang dapat dimengerti
Mudah dipahami
|
5
|
Banyaknya praktikum yang
pernah dilakukan dalam satu semester
|
0
100%
|
Tidak pernah
Pernah
|
6
|
Tanggapan siswa terhadap
media dan ilustrasi materi ajar yang diberikan guru dalam pembelajaran
|
0
100%
|
Jarang
Setiap pertemuan
|
7
|
Kelengkapan buku-buku yang
ada di perpustakaan sekolah khususnya buku kimia
|
38.10%
61.90%
|
Tidak lengkap
Lengkap sekali
|
8
|
Penggunaan laboratorium
sekolah dengan baik
|
52.38%
47.62%
|
Tidak
Iya
|
9
|
Tanggapan siswa tentang
pentingnya mempelajari kimia di sekolah
|
28.57%
71.43%
|
Tidak perlu
Sangat perlu
|
10
|
Tanggapan siswa tentang
guru kimia
|
14.29%
85.71%
|
Tidak senang
Sangat senang
|
Gambar 1. Persentase
hasil angket siswa dalam bentuk kolom
Dari hasil angket, dapat dipaparkan bahwa:
1.
Mayoritas siswa menyukai pelajaran kimia
dan menganggap kimia penting dipelajari di sekolah walaupun para siswa
berasumsi bahwa kimia itu sulit.
2.
Laboratorium yang ada di SMA Swasta
Tunas Baru Pangkalan Berandan kurang lengkap dan kurang dipergunakan dengan
baik sehingga jarang sekali melakukan praktikum selama pertemuan tatap muka
dalam satu semester.
3.
Mayoritas siswa senang dengan guru kimia
mereka karena dalam menyampaikan materi ajar guru selalu menggunakan media
ataupun ilustrasi materi ajar agar lebih mudah dipahami oleh para siswa.
4.
Buku-buku yang ada diperpustakaan
sekolah sudah bisa dikatakan lengkap, walaupun dalam hal pendukung pelaksanaan
pembelajaran kimia masih diupayakan kelengkapannya.
A. Analisa Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan di
sekolah SMA Swasta Tunas Baru Pangkalan Berandan adalah KIMIA UNTUK SMA KELAS
XI penerbit Erlangga karangan Michael Purba. Buku yang digunakan ini sudah
sesuai dengan materi ajar yang ada di silabus tetapi berbeda dengan yang ada di
RPP. Di RPP buku yang digunakan yaitu Sains Kimia Prinsip dan Terapannya
penerbit Yudisthira. Dalam pembelajaran di kelas, guru kimia tidak mempunyai
buku pegangan lain yang digunakan sebagai bahan ajar pendukung. Guru hanya
berfokus pada buku karangan Michael purba dengan alasan agar sesuai dengan buku
pegangan siswa yang ada. Alangkah lebih baik dan lebih efektif jika guru
memiliki buku pegangan lain sebagai perbandingan dan perbaikan materi ajar agar
cakupan materinya lebih luas dan mudah dipahami.
B.
Analisa
Kurikulum
Dari hasil analisa terhadap
kurikulum, silabus dan RPP, dapat dilihat bahwa sekolah SMA Swasta Tunas Baru
Pangkalan Berandan langsung menggunakan kurikulum dan silabus yang di berikan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai landasan dalam mengembangkan
materi pokok dan indicator pencapaian kompetensi dalam penilaian.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar
untuk SMA kelas XI adalah sebagai berikut:
Semester
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Ganjil
|
1.
Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur
molekul, dan sifat sifat senyawa.
|
1.1
Menjelaskan
teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron
dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
1.2
Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron disekitar inti atom dan
teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul
1.3
Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dengan
sifatnya.
|
2.
Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara
pengukurannya.
|
2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi
eksoterm, dan reaksi endoterm.
2.2. Menentukan
DH reaksi berdasarkan
percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data
energi ikatan.
|
|
3.
Memahami
kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari dan industri.
|
3.1
Mendeskripsikan
pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
3.2
Memahami
teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan
orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
3.4. Menentukan
hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan.
3.5 Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan
sehari-hari dan industri.
|
|
Genap
|
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode
pengukuran, dan terapannya.
|
4..1
Mendeskripsikan
teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH
larutan.
4.2 Menghitung
banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil
titrasi asam basa.
4.3 Mendeskripsikan
sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup.
4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH
larutan garam tersebut.
4.5 Menggunakan kurva perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk
menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis
4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
|
5. Menjelaskan
sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
|
5.1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang
ada di sekitarnya.
5.2. Mengelompokkan
sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
|
Adapun indicator pencapaian kelas XI SMA Swasta
Tunas Baru Pangkalan Berandan adalah:
1.1.1. Menjelaskan
teori atom mekanika kuantum.
1.1.2.
Menentukan bilangan
kuantum (kemungkinan elektron
berada)
1.1.3.
Menggambarkan
bentuk-bentuk orbital.
1.1.4.
Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan
bilangan kuantum.
1.1.5.
Menggunakan prinsip aufbau, aturan Hund dan azas larangan
Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
1.1.6.
Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan
letaknya dalam sistem periodik
1.2.1
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan
elektron.
1.2.2. Menentukan
bentuk molekul berdasarkan teori
hibridisasi.
1.3.1. Menjelaskan perbedaan sifat
fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya
Van Der Waals, gaya london, dan ikatan
hidrogen)
2.1.1. Menjelaskan
hukum/azas kekekalan energi
2.1.2.
Membedakan sistem dan lingkungan
2.1.3.
Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan
reaksi yang menerima kalor (endoterm) melalui percobaan
2.1.4.
Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.
2.2.1. Menghitung
harga ∆H reaksi melalui percobaan.
2.2.2. Menghitung
harga ∆H reaksi dengan menggunakan:
- data entalpi
pembentukkan standar (∆H°f)
- diagram
siklus
- energi
ikatan
3.1.1. Menghitung
konsentrasi larutan (molaritas larutan).
3.1.2.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
(konsentrasi, luas permukaan , suhu, dan katalis) melalui percobaan.
3.1.3.
Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3.2.1. Menjelaskan
pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju
reaksi berdasarkan teori tumbukan.
3.2.2.
Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia
dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator.
3.2.3.
Menjelaskan pengertian, peranan katalisator dan energi
pengaktifan dengan menggunakan diagram.
3.2.4.
Menentukan orde dan waktu reaksi.
3.2.5. Menjelaskan
peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.
3.3.1. Menjelaskan
kesetimbangan dinamis.
3.3.2.
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.
3.3.3.
Menjelaskan tetapan kesetimbangan.
3.3.4.
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le Chatelier
3.3.5. Menganalisis
pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum pada pergeseran
kesetimbangan melalui percobaan
3.4.1. Menafsirkan
data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan
setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan
3.4.2.
Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam
kesetimbangan
3.4.3.
Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas
pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang
3.4.4. Menghitung
harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya.
3.5.1. Menjelaskan
kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan
pada reaksi kesetimbangan.
4.1.1. Menjelaskan
pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
4.1.2.
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan
Lowry
4.1.3.
Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut
Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
4.1.4.
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
4.1.5.
Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan
berbagai indicator
4.1.6.
Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak
dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator
asam dan basa.
4.1.7.
Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan
hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya
sama
4.1.8.
Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat
pengionan ( α ) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
4.1.9.
Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahi
konsentrasinya.
4.1.10.
Menjelaskan
penggunaan konsep pH dalam lingkungan.
4.2.1. Menentukan
konsentrasi asam atau basa dengan titrasi
4.2.2.
Menentukan kadar zat melalui titrasi.
4.2.3.
Menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi
asam dan basa
4.2.4.
Menentukan kadar zat dari data hasil titrasi
4.2.5. Membuat
grafik titrasi dari data hasil percobaan.
4.3.1. Menganalisis
larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
4.3.2.
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga
4.3.3.
Menghitung pH
larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau dengan
pengenceran
4.3.4. Menjelaskan
fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
4.4.1. Menentukan
ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui
percobaan
4.4.2.
Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan
reaksi ionisasi
4.4.3. Menghitung
pH larutan garam yang terhidrolisis
4.5.1. Menganalisis
grafik hasil titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam
lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan
penyangga dan hidrolisis.
4.6.1. Menjelaskan
kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
4.6.2.
Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat
kelarutan atau pengendapannya
4.6.3.
Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar
larut dalam air
4.6.4.
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut
berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
4.6.5.
Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
4.6.6.
Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya
4.6.7.
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
5.1.1. Menjelaskan proses pembuatan
koloid melalui percobaan.
5.2.1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid
berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan
penyaringan)
5.2.2.
Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi
dan fase pendispersi
5.2.3.
Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak
Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi)
5.2.4.
Menjelaskan koloid liofob dan liofil
5.2.5.
Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik,
makanan, dan farmasi
A. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia
Pelaksanaan pembelajaran
kimia di dalam kelas masih tergolong monoton dan kurang adanya keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar. Guru memberikan penjelasan sesuai buku yang ada
pada masing-masing siswa kemudian memberikan tugas dan latihan-latihan kepada
siswa.
Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
sangat jauh berbeda dengan RPP yang telah dibuat oleh guru yang bersangkutan.
Di dalam RPP guru selalu mencoba memberikan metode diskusi setiap pertemuan
tatap muka dengan siswa, namun pada aplikasinya tidak sedemikian rupa adanya.
Hal ini perlu ditinjau ulang oleh guru dan kepala sekolah agar proses
pembelajaran bisa lebih membuat siswa tertantang dan aktif untuk mencari tahu
sesuatu. Walaupun demikian, strategi dan
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dan sumber
belajar tergolong baik karena guru selalu memberikan ilustrasi sebagai media
yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari agar anak lebih mudah memahami konsep
ataupun materi ajar yang diberikan.
Laboratorium
sebagai salah satu srana dan prasarana yang mendukung pembelajaran kimia masih
belum digunakan dengan optimal. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya alat dan
bahan yang bisa digunakan untuk melalukan praktikum sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Siswa hanya bisa melakukan praktikum sebanyak dua kali setiap
semester dan setiap siswa akan melakukan praktikum guru harus terlebih dahulu
berkoordinasi dengan guru fisika dan biologi untuk tidak membuat jadwal
praktikumyang sama. Hal ini karena sekolah hanya memiliki satu ruang laboratorium
yang digunakan juga oleh guru lain untuk melakukan praktek. Guru juga harus
membeli sendiri bahan yang akan dipakai untuk melakukan praktikum karena
sekolah hanya menyediakan alat tanpa bahan yang mendukung. Ini sangat perlu
diperhatikan dan diupayakan peningkatannya oleh kepala sekolah, yayasan
pendidikan dan pemerintah setempat agar penggunaan laboratorium lebih
diaktifkan dan siswa lebih sering mengadakan praktikum.
B.
Sistem
Penilaian
Pada umumnya system penilaian
yang dilakukan guru kimia termasuk kategori baik. Ini sesuai dengan system
penilaian yang ada di silabus sekolah tersebut. Guru memiliki 3 kriteria
penilaian yang nantinya menjadi 5 kali penilaian, dengan kategori sebagai berikut:
Pertama,
penugasan terstruktur sebanyak 3 kali yang diambil dari latihan-latihan dan
tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dengan nilai minimal 70. Bila siswa
belum mencapai nilai minimal yang ditetapkan guru, maka siswa yang bersangkutan
akan diberikan tugas khusus untuk memperbaiki nilai yang tidak mencukupi
tersebut. Kedua, ulangan harian yang diberikan kepada siswa setiap
selesai satu Kompetensi Dasar (KD). Nilai-nilai dari setiap ulangan harian ini
hanya akan menjadi satu kali nilai dalam system penilaian yang ada. Ketiga,
ujian semester yang dilakukan setelah proses pembelajaran satu semester usai.
Ujian semester ini diadakan serentak dengan mata pelajaran lainnya sesuai
dengan ketetapan sekolah.
C. Masalah Pembelajaran
Pada saat peneliti melakukan
observasi langsung ke sekolah SMA Swasta Tunas Baru Pangkalan Berandan dan dari
hasil wawancara peneliti kepada guru kimia, masih terdapat kendaala dalam
proses pembelajaran yang berlangsung yaitu:
1.
Kurang mampunya guru dan pihak sekolah
untuk mentertibkan siswa selama proses pembelajaran. Siswa terlalu ribut dan
semaunya dikarenakan sekolah asimilasi (yayasan cina). Ini terkadang membuat
guru dan pihak sekolah harus membuat peraturan dan sanksi tegas kepada setiap
siswa yang mencoba melanggar tata tertib sekolah.
2.
Kurang lengkapnya alat dan bahan
pendukung praktikum yang tersedia di laboratorium sehingga jarang sekali guru
dan siswa melakukan praktikum pendukung pembelajaran.
3.
Kurangnya sumber belajar untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik agar siswa tidak terlalu terfokus
hanya pada satu sumber belajar yaitu buku pagangan mereka.
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut;
1.
Implementasi KTSP di sekolah SMA Swasta
Tunas Baru Pangkalan Berandan masih belum sepenuhnya dilaksanakan. Kurikulum
silabus yang digunakan masih mengambil langsung dari model kurikulum silabus
yang dikeluarkan oleh BSNP dan belum dikembangkan sesuai potensi daerah sekolah
tersebut.
2.
Proses pembelajaran yang berlangsung
masih menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran
berlangsung masih monoton dan masih jarang mengadakan praktikum karena belum
lengkapnya laboratorium yang ada di sekolah tersebut.
3.
Masalah
dan kendala yang dihadapi guru dikarenakan siswa yang kurang kondusif dalam
proses pembelajaran dan kurang lengkapnya sarana dan prasarana sekolah
pendukung pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
http://awidyarso65.wordpress.com/2008/04/07/tentang-kurikulum/ (diakses
tanggal 13 Agustus 2010)
Megasari
Srg, Arofah, (2009), Studi Tentang Proses
Pembelajaran Kimia SMA di Kota Medan, Thesis, FMIPA, Unimed, Medan.
Mulyasa,
E, (2007), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurfajriani
dkk, (2009), Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pada Pembelajaran Kimia di Sekolah Mitra PPL Unimed, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains 3(2): 5-13.
Panjaitan,
Juli Yanti, (2010), Diagnosa Kesulitan
Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Babalan Pangkalan Berandan Pada Pokok
Bahasan Termokimia, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Purba,
Michael, (2007), Kimia Untuk SMA Kelas XI,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar