METABOLISME
MAHLUK HIDUP
OLEH:
Juli Yanti Panjaitan
8106142010
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
METABOLISME MAHLUK HIDUP
Metabolisme
Metabolisme (bahasa
Yunani: μεταβολισμος, metabolismos, perubahan)
adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat selular.
Secara
umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
- katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
- anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme
diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan
metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut
promoter dan penentu
percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi
kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang
merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi
kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua
ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang
disebut metabolomika.
Zat-zat
yang masuk dalam tubuh makhluk hidup dapat dalam bentuk organik maupun anorganik.
Pertukaran zat meliputi anabolisme (penyusunan senyawa-senyawa organik dari
senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks dengan menggunakan energi) dan
katabolisme (penguraian senyawa-senyawa organik yang kompleks menjadi sederhana
dengan menghasilkan energi yang digunakan oleh makhluk hidup untuk berbagai
kegiatan).
Makhluk
hidup memerlukan materi dan energi untuk pertumbuhannya. Berdasarkan cara
mendapatkan materi dan energi, setiap makhluk hidup dibedakan menjadi 4
kelompok, yaitu: fotoautotrof, kemoautotrof, fotoheterotrof, dan
kemoheterotrof. Makhluk hidup autotrof dapat mensintesis makanannya sendiri.
Berdasarkan cara hidupnya, makhluk hidup heterotrof dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu: saprofit dan simbion (helotisme = parasitisme, mutualisme, dan
komensalisme).
Zat-zat
penyusun tubuh tumbuhan diperoleh dengan analisis kimia, kultur air, kultur
pasir dan analisis abu yang menghasilkan unsur hara makro, unsur hara mikro dan
unsur tambahan. Kekurangan unsur-unsur hara tersebut akan menyebabkan
gejala-gejala klinis tanaman seperti tanaman menjadi kuning, kekeringan, layu
sampai mengalami kematian.
Tumbuhan
juga melakukan katabolisme (respirasi) dan anabolisme (fotosintesis dan
kemosintesis). Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Berdasarkan kebutuhan akan
oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik (memerlukan
oksigen) dengan tiga tahap yaitu glikolisis, siklus Krebs, dan transpor
elektron serta respirasi anaerobik (tidak membutuhkan oksigen) yang
menghasilkan fermentasi alkohol, asam laktat, atau asam sitrat.
Katabolisme (Respirasi)
Katabolisme
adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim. Penguraian suatu senyawa dapat menghasilkan energi.
Energi kimia yang terdapat dalam senyawa tidak dapat digunakan secara langsung
oleh sel. Energi akan diubah terlebih dahulu menjadi adenosin trifosfat (ATP)
yang dapat digunakan oleh sel sebagai sumber energi terpakai. Energi itu
digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi,
reproduksi, dan merespons rangsangan.
Contoh
katabolisme adalah proses pernafasan sel atau respirasi. Respirasi adalah
proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan
oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri,
protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik
siang maupun malam. Ditinjau dari bentuknya respirasi terbagi dua macam, yaitu
respirasi eksternal (luar) dan internal (dalam). Respirasi eksternal meliputi
proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dan uap air antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Respirasi internal disebut juga pernafasan seluler karena pernafasan ini
terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik
(memerlukan oksigen) dan respirasi anaerobik (tidak membutuhkan oksigen).
makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel
hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam. Ditinjau dari
bentuknya respirasi terbagi dua macam, yaitu respirasi eksternal (luar) dan
internal (dalam). Respirasi eksternal meliputi proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida dan uap air antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Respirasi internal
disebut juga pernafasan seluler karena pernafasan ini terjadi di dalam sel,
yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik
(memerlukan oksigen) dan respirasi anaerobik (tidak membutuhkan oksigen).
1.Respirasi
Aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38 ATP. Pada pernapasan ini, pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara. Pada tumbuhan, oksigen yang dibutuhkan diperoleh dari udara melalui mulut daun dan lentisel. Zat organik terutama karbohidrat dipecahkan. Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat digambarkan sebagai berikut:
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38 ATP. Pada pernapasan ini, pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara. Pada tumbuhan, oksigen yang dibutuhkan diperoleh dari udara melalui mulut daun dan lentisel. Zat organik terutama karbohidrat dipecahkan. Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat digambarkan sebagai berikut:
mthri
C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 —-> 6 CO2 + 12 H2O + 675 kal
klorofil
C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 —-> 6 CO2 + 12 H2O + 675 kal
klorofil
Dalam
kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan reaksi
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat
dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu: glikolisis, siklus Krebs, dan transpor
elektron (lihat Gambar3.1)
Gambar
1. Respirasi aerob (Campbell, 2006).
1.1.
Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Reaksi ini melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2. Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Reaksi ini melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2. Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C6H12O6
—-> 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2H+
Asam
piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk melakukan siklus Krebs.
Namun sebelum memasuki siklus Krebs, asam piruvat (3C) ini diubah terlebih
dahulu menjadi asetil koA (2C) di dalam matriks mitokondria melalui proses
dekarboksilasi oksidatif. Senyawa selain glukosa, misalnya fruktosa, manosa,
galaktosa, dan lemak dapat pula mengalami metabolisme melalui jalur glikolisis
dengan bantuan enzim-enzim tertentu.
1.2.
Siklus Krebs
Siklus Krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan membentuk oksaloasetat lagi.
Siklus Krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan membentuk oksaloasetat lagi.
Pada
siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan molekul pembawa hidrogen,
yaitu : NADH dan FADH2. Hidrogen yang terdapat dalam NADH dan FADH2 tersebut
akan dibawa ke sistem transpor elektron. Seluruh tahapan reaksi dalam siklus
Krebs terjadi di dalam mitokondria. Dalam siklus ini, asetil koA dioksidasi
secara sempurna menjadi CO2
1.3.
Transpor Elektron
Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui proses reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang terdapat pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon, pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron dan ion H menghasilkan air (H2O). Transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.
Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui proses reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang terdapat pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon, pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron dan ion H menghasilkan air (H2O). Transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.
2.
Respirasi anaerob
Pernahkah kalian membuat atau melihat cara membuat tape ? Tape dibuat dari singkong yang dikukus lalu ditaburi dengan ragi. Jika setelah diberi ragi singkong tersebut dibiarkan dalam udara terbuka maka kalian tidak mendapatkan tape yang diinginkan, mengapa demikian ?Pembuatan tape merupakan salah satu contoh proses fermentasi yang menghasilkan alkohol. Fermentasi alkohol merupakan proses respirasi anaerob, yang tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu jika membuat tape, singkong yang telah ditaburi dengan ragi tersebut disimpan dalam ruang tertutup yang tidak atau sedikit mengandung udara. Misalnya setelah singkong beragi tersebut ditaruh dalam panci, kemudian panci tersebut dibungkus rapat dengan kain agar kondisinya menjadi anaerob.
Pernahkah kalian membuat atau melihat cara membuat tape ? Tape dibuat dari singkong yang dikukus lalu ditaburi dengan ragi. Jika setelah diberi ragi singkong tersebut dibiarkan dalam udara terbuka maka kalian tidak mendapatkan tape yang diinginkan, mengapa demikian ?Pembuatan tape merupakan salah satu contoh proses fermentasi yang menghasilkan alkohol. Fermentasi alkohol merupakan proses respirasi anaerob, yang tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu jika membuat tape, singkong yang telah ditaburi dengan ragi tersebut disimpan dalam ruang tertutup yang tidak atau sedikit mengandung udara. Misalnya setelah singkong beragi tersebut ditaruh dalam panci, kemudian panci tersebut dibungkus rapat dengan kain agar kondisinya menjadi anaerob.
Respirasi
anaerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa secara
tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Pada manusia, respirasi anaerob
menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada tumbuhan,
ragi, reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Respirasi anaerob
hanya menghasilkan sedikit energi, yaitu 2 ATP.
Respirasi
anaerob, disebut fermentasi atau peragian. Pada umumnya respirasi ini terjadi
pada tumbuhan, fungi dan bakteri. Proses fermentasi sering disebut sesuai
dengan hasil akhir yang terbentuk. Misalnya: fermentasi alkohol bila hasil
akhir fermentasiberupa alkohol. Menurut hasil samping yang terbentuk, maka
fermentasi dibedakan atas:
a.
fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik.
b. fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot.
c. fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.
b. fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot.
c. fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.
Bahan
baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa, disamping itu juga
terdapat fruktosa, galaktosa, dan manosa. Hasil akhirnya adalah alkohol, karbon
dioksida, dan energi. Alkohol bersifat racun bagi sel-sel ragi. Sel-sel ragi
hanya tahan terhadap alkohol pada kadar 9-18%. Lebih tinggi dari kadar
tersebut, proses alkoholisasi (pembuatan alkohol) terhenti. Hal tersebut
merupakan suatu kendala pada industri pembuatan alkohol.
Oleh
karena glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbon dioksida, maka
energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingk an respirasi aerobik. Pada
respirasi aerobik dihasilkan 675kal, sedangkan pada respirasi anaerobik hanya
dihasilkan 21 kal. seperti reaksi dibawah ini:
C6H12O6
—–> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 21 kal
Dari
persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan,
bakteri anaerobik seperti Clostridium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat
hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika
luka dalam atau tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri Clostridium
tersebut tumbuh subur karena dalam lingkungan anaerob.
Tabel Jumlah ATP yang
dihasilkan selama respirasi sel :
Proses
|
Jenis ekseptor |
Jumlah ATP yang
dihasilkan
|
Glikolisis
Glukosa--> 2 asam piruvat
|
2 NADH
|
2 ATP
|
Reaksi antara
2 asam piruvat-->2 asetil KoA + 2 CO2
|
2 NADH
|
|
Siklus Krebs
2 asetil KoA--> 4 CO2
|
6 NADH
2 FADH2
|
2 ATP
|
Transfer elektron
10 NADH + 5 O2 -->10 NAD + H O
2 FADH + O2 -->2 FAD + 2 H2O
|
30 ATP
4 ATP
|
Pada proses
glikolisis digunakan 2 molekul ATP sehingga hasil bersih ATP = 38-2 = 36.
Anabolisme (Fotosintesis)
Lingkungan
fisik menyediakan nutrien-nutrien anorganik. Semua zat anorganik yang diambil
makhluk hidup akan dikembalikan lagi pada lingkungannya. Ada yang dikembalikan
dalam bentuk ekskret yang dihasilkan oleh makhluk hidup waktu bereksresi, dan
sisa-sisa makhluk hidup akan diuraikan (dekomposisi = demineralisasi) oleh
makhluk pengurai (dekomposer) seperti cendawan dan bakteri kembali menjadi
zat-zat anorganik.
Fotosintesis
adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbon
dioksida) dengan pertolongan energi cahaya. Fotosintesis dilakukan oleh
tumbuhan dan makhluk hidup yang mempunyai klorofil. Komponen-komponen yang
diperlukan dalam fotosintesis adalah: CO2, H2O, cahaya
dan klorofil. Karbon dioksida diambil dari udara, H2O diambil dari
tanah. Peranan klorofil dalam fotosintesis adalah untuk menyerap cahaya dan
sumber elektron. Cahaya yang paling efektif digunakan untuk mendapatkan hasil
fotosintesis yang maksimum adalah cahaya merah dan biru. Proses pembentukan
karbohidrat ini berlangsung secara bertingkat. Zat yang stabil yang mula-mula
terbentuk adalah gula sederhana. Kelebihan molekul-molekul gula sederhana akan
disimpan dalam bentuk zat tepung (pati). melalui proses biosintesis dengan
melepaskan nH2O. Untuk pembentukan 1
gram gula ternyata sama dengan jumlah energi yang diperlukan dalam pembakaran 1
gram gula yaitu 675 kilo kalori. Inilah jumlah energi yang diperlukan dalam
fotosintesis.
Menurut
percobaan setiap 1 m2 luas daun/jam dapat menyerap ± 200 kilo kalori, sementara
di dalam daun dapat terbentuk 1-2 gram gula. Jadi dapat dihitung bahwa energi
yang jatuh pada daun hanya 2% yang digunakan untuk fotosintesis. Hasil lain
fotosintesis, O2 dibebaskan ke udara dan ini berasal dari H2O.
Ini dapat diketahui berdasarkan uji menggunakan isotop oksigen yang dilakukan
oleh Ruben dan Van Niel. Bagian tubuh tumbuhan yang melakukan asimilasi C
(karbon) adalah bagian yang mengandung zat hijau daun.
Secara
singkat, persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam dituliskan sebagai
berikut:
cahaya
matahari
6CO2+12H2O ———> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
klorofil
6CO2+12H2O ———> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
klorofil
Percobaan
tentang Fotosintesis
Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.
Dengan fotosintesis, tumbuhan menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Banyak ilmuwan yang melakukan penelitian
tetang fotosintesis, diantaranya adalah:
1. Ingenhousz
Orang yang peatama sekali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Beliau memasukkan tumbuhan air Hydrila verticilata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang berisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air. Setelah diuji, ternyata gelembung tersebut adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesisis menghasilkan oksigen.
Orang yang peatama sekali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Beliau memasukkan tumbuhan air Hydrila verticilata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang berisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air. Setelah diuji, ternyata gelembung tersebut adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesisis menghasilkan oksigen.
2. T W
Engelman
Pada tahun 1822, T W Engelmann melakuakn percobaan menggunakan gangang Spyrogyra. Ganggang ini mempunyai kloroplas seperti spiral. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang mengeluarkan oksigen. Kloroplas yang tidak kena cahaya tidak mengeluarkan oksigen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bakteri
suka oksigen yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkena cahaya. Kesimpulan akhirnya adalah:
a. Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
b. kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya
Pada tahun 1822, T W Engelmann melakuakn percobaan menggunakan gangang Spyrogyra. Ganggang ini mempunyai kloroplas seperti spiral. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang mengeluarkan oksigen. Kloroplas yang tidak kena cahaya tidak mengeluarkan oksigen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bakteri
suka oksigen yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkena cahaya. Kesimpulan akhirnya adalah:
a. Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
b. kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya
3. Sachs
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah (kertas bungkus rokok) dipetik di sore hari, setelah terkena matahari sejak pagi hari, daun tersebut direbus untuk dimatikan sel-selnya. Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu ditetesi dengan iodium, bagian yang tertutup oleh ketas timah tetap pucat, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di bagian daun tersebut terdapat amilum.
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah (kertas bungkus rokok) dipetik di sore hari, setelah terkena matahari sejak pagi hari, daun tersebut direbus untuk dimatikan sel-selnya. Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu ditetesi dengan iodium, bagian yang tertutup oleh ketas timah tetap pucat, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di bagian daun tersebut terdapat amilum.
4. Hill
dan FF Blackman
Hill pada
tahun 1937 berhasil membuktikan bahwa energi sinar yang diterima digunakan
untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2. Peristiwa ini dikenal sebagai
fotolisis yang merupakan tahap awal dari fotosintesis. Fotolisis berlangsung
dengan bantuan cahaya matahari sehingga disebut reaksi terang (lihat Gambar
3.3) Pada reaksi terang, molekul air (H2O) terurai menjadi molekul
oksigen (O2), proton (H+) dan elektron. Elektron tersebut
akan mengalami transport elektron melalui reaksi redoks. Pada akhir transport
elektron elektron tersebut bersama dengan H+ akan ditangkap oleh NADP+ sehingga
terbentuk NADPH. Selain NADPH, reaksi terang juga menghasilkan ATP.
Persamaan
reaksi terang adalah sebagai berikut:
12 H2O + ATP + 24 NADP+ —–> 6 O2 + ATP + 24 NADPH
12 H2O + ATP + 24 NADP+ —–> 6 O2 + ATP + 24 NADPH
Gambar
2. Fotosintesis: Reaksi terang & Reaksi gelap.
Reaksi
terang terjadi pada membran tilakoid di grana. Grana berupa tumpukan tilakoid,
terdapat di dalam kloroplas,. Tilakoid adalah membran pipih berbentuk cakram
yang membrannya mengandung klorofil, pigmen fotosntesis. Blackman mengemukakan
adanya reaksi gelap yang terjadi di stroma, merupakan matriks kloroplas tak
berwarna yang mengandung grana. Reaksi gelap tidak memerlukan cahaya. Dalam
reaksi gelap, ATP dan NADPH yang terbentuk pada reaksi terang digunakan untuk
pembentukan glukosa dari karbon dioksida (lihat Gambar 3.2).
Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut:
6 O2 + ATP + NADPH —-> (CH2O)6 + 6 H2O
6 O2 + ATP + NADPH —-> (CH2O)6 + 6 H2O
Jika
reaksi terang dan reaksi gelap tersebut digabungkan akan menghasilkan persamaan
reaksi sebagai berikut:
6 O2 + 12 H2O + energi —-> C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
6 O2 + 12 H2O + energi —-> C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
Jadi,
reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia (ATP dan NADPH) serta
proton (H+) yang dihasilkan oleh reaksi terang. Tanpa didahului reaksi terang,
reaksi gelap tidak akan berlangsung.
Proses
pembentukan karbohidrat terutama glukosa dilakukan melalui beberapa langkah. Di
dalam stroma terdapat senyawa ribulosa bifosfat, suatu senyawa dengan 5 atom C.
ribulosa bifosfat mengikat CO2 sehingga terbentuk senyawa 6C, tetapi tidak
stabil sehingga terpecah menjadi 2 molekul masing-masing dengan 3 atom (asam
fosfogliserat). Asam fosfogliserat diubah nenjadi gliseraldehid. Gliseraldehid
mengikat fosfat membentuk gliseraldehid 3 fosfat, yang kemudian diubah menjadi
dihidroksi aseton fosfat. Senyawa ini berikatan dengan gliseraldehid 3 fosfat
membentuk fruktosa 1.6 difosfat, kemudian akhirnya akan membentuk glukosa.
Sebagian dari gula triosa fosfat diubah kembali menjadi ribulose difosfat
sehingga membentuk siklus yang dinamakan siklus Calvin (untuk menghargai penemunya,
yaitu Melvin Calvin)
Pada
peristiwa anabolisme terjadi suatu siklus yang memperlihatkan hubungan antara
lingkungan abiotik dengan dunia kehidupan, seperti: daur nitrogen, daur karbon
dan oksigen, daur air, daur belerang dan daur fosfor.
Katalisator
adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat tersebut tidak ikut
bereaksi. Enzim merupakan biokatalisator yang mempercepat proses metabolisme
pada tumbuhan dan hewan. Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun
atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian yang bukan protein.
Ciri-ciri
enzim merupakan protein, bekerja secara khusus, dapat digunakan berulang kali,
rusak oleh panas, diperlukan dalam jumlah sedikit, dapat bekerja bolak-balik,
kerja enzim dipengaruhi lingkungan (suhu, pH, hasil akhir, dan zat
penghambat).Penamaan enzim sesuai dengan substratnya, misalnya enzim selulose
adalah enzim yang dapat menguraikan selulosa. George Beadle dan Edward Tatum menemukan
gen pengendali sintesis protein dan enzim yang dengan teori “one gene, one
enzyme”.
Cara
kerja enzim seperti teori gembok dan anak kunci (key-lock) dan teori cocok
terinduksi (induced fit). Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut
inhibitor, dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: inhibitor kompetitif, inhibitor
non kompetitif, dan inhibitor irreversibel